Sabtu, 24 April 2010

Kenali Musim Di Kepulauan Seribu


Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah di Jakarta yang memiliki kekayaan dan aneka ragam hayati laut. Makanya, bagi yang hobi memancing, sudah tak asing lagi dengan Kepulauan Seribu yang kaya akan berbagai jenis ikannya.

Sayangnya, tak semua keanekaragaman hayati tersebut dapat ditemui dalam waktu bersamaan. Ada saat-saat tertentu dimana beberapa jenis ikan akan muncul.

Kemunculan ikan-ikan ini dipengaruhi faktor angin yang biasa berhembus di laut. Berdasarkan perhitungan para nelayan, ada beberapa musim angin yang bagus untuk melaut dan ada beberapa musim yang baiknya tidak melaut. Informasi ini, diharapkan bisa menjadi referensi bagi para pemancing sebelum bertolak ke Kepulauan Seribu.

Musim Daya Laut
Merupakan musim yang baik untuk memancing atau bagi nelayan baik untuk melaut. Karena pada musim daya laut yang terjadi sekitar Oktober-November, kondisi alam cukup bersahabat. Tiupan angin yang tidak begitu kencang dengan ombak yang tenang sangat cocok untuk mencari ikan di laut. Pada musim ini, biasanya sejumlah ikan seperti Ikan Manyang, Kembung, Selar, Teri, dan Tongkol sangat mudah ditemui.

Musim Barat Daya
Biasanya pada musim ini, angin bertiup dari arah barat daya ke arah timur laut melewati pulau-pulau dengan kecepatan yang sangat kencang (badai), warga setempat menyebutnya dengan istilah angin barat daya. Kondisi ini tentu diperparah dengan ombak laut yang cukup ganas serta badai angin. Musim ini biasanya terjadi sekitar awal tahun baru, yaitu bulan November-Januari.

Nelayan setempat, meyebut musim ini sebagai musim “paceklik” karena banyak nelayan kepulauan seribu yang tidak berani melaut. Pada musim ini, nyaris seluruh perairan seperti tidak ada ikannya. Untuk itu, jika memaksa memancing pada musim ini siap-siap saja gi*** jari.

Musim Timur
Pada musim ini biasanya terjadi mulai Juni-Agustus. Musim timur, biasanya angin bertiup kencang mulai pagi hingga malam hari dengan iringan badai dan gelombang laut yang besar. Pada musim ini, ketinggian gelombang bisa mencapai 1-2 meter. Karena gelombang tinggi, beberapa nelayan menjalankan aktifitasnya pada malam hari dnegan alat pancing.

Musim Tenggara
Musim ini merupakan musim yang paling dibenci para warga Kepulauan Seribu, karena saat ini biasanya beberapa perairan dipenuhi beragam sampai dari daratan. Tak heran, masyarakat setempat menyebut musim tenggara dengan musim sampah. Mengikuti arah angin tenggara, beberapa sampah mulai sampah rumah tangga hingga limbah pabrik memenuhi pesisir dari daratan Jakarta dan Tangerang.Musim ini terjadi sepanjang bulan Mei.

Musim Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan jenis pelagis yang melakukan migrasi melintasi perairan laut jawa. Musim migrasi terjadi pada bulan Oktober hingga April. Pada masa ini nelayan panen ikan tongkol dalam jumlah besar. Sayangnya, melimpahnya jumlah ikan tongkol pada musim ini mengakibatkan harga menjadi turun, ditambah pembeli yang terbatas.

Musim Ikan Tenggiri
Ikan ini juga merupakan jenis pelagis yang menjadi primadona nelayan karena harga jual yang tinggi. Ikan ini banyak dijumpai diperairan Kepulauan Seribu pada bulan-bulan November dan Desember


Sumber :

http://enjoypulauseribu.com, dalam :

http://www.untukku.com/artikel-untukku/kenali-musim-di-kepulauan-seribu-untukku.html


Sumber Gambar:

http://indonesianationalparks.com/National%20Parks%20Indonesia/images/Java/maps/Kepulauan-Seribu-National-P.jpg

http://jakarta-tourism.go.id/wisatadkiapp/page/id/9/kepulauan-seribuhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1O7XzN9_CF3j-OpgBUmG3AtkeLPjuYOX2kzyFYr28ag7t3uM8oPWJsqyM2pdWRmagx4H3MH99DOsILp25-fpVSFZbnu21V7hEcDCO4_QSJ0ZITWHNpy8WO0t8nR-aUClk8a_pLlgUFZ2i/s320/pulau+seribu20.jpg

Jumat, 23 April 2010

Kepulauan Seribu

GEOGRAFIS Kawasan yang letaknya 45 km sebelah utara Jakarta ini mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena keanekaragaman jenis dan ekosistemnya yang unik dan khas. Kepulaun Seribu mempunyai luas wilayah 1.180,80 ha (11,80 km2) dengan jumlah penduduk 15.600 jiwa, terdiri 105 pulau yang tersebar dalam 4 kelurahan. Kondisi sumberdaya alam tersebut menyimpan potensi, terutama di sektor perikanan dan sektor pariwisata. PERDAGANGAN Penangkapan ikan di Kepulauan Seribu merupakan salah satu mata pencarian utama nelayan setempat. Produksi perikanan laut dan hasil tangkapan lokal pada tahun 2000 di wilayah Jakarta Utara 57.260.269 kg dengan nilai sebesar Rp.97.267.048.675,-. Hal ini mengalami penurunan produksi jika dibandingkan dengan pada tahun 1999 sebesar 63.091.645 kg. Dengan penurunan sebesar 5.831.136 kg atau turun sebesar 9,2%. Penurunan produksi tersebut disebabkan karena terjadinya over fishing penangkapan di perairan Teluk Jakarta yang diakibatkan padatnya armada perikanan yang beroperasi. PARIWISATA Kegiatan wisata terutama wisata bahari merupakan potensi besar yang dapat dikembangkan di Kepulauan Seribu. Kegiatan Pariwisata Bahari yang telah dikembangkan adalah: pemancingan, rekreasi laut dan pulau, sepeda air, penyelaman, selancar angin. Di Perairan Teluk Jakarta, Pulau Bidadari, Bira Besar. Akomodasi pariwisata berupa hotel dan cottage berpotensi dikembangkan di Kepulauan Seribu terutama di pualu-pulau yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata seperti Pulau Genteng Besar, Pulau Lipan, Pulau Melintang Besra, Pulau Perak, Pulau Putri Besar, Pulau Sebaru Besar. TRANSPORTASI Kawasan Taman Nasional ini mudah dicapai dari Jakarta, khususnya dari Ancol dan Pulau Bidadari dengan speed boat menempuh waktu kurang lebih 30 menit. Tiap hari, dari Pantai Marina Ancol, Anda bisa menumpang speed boat carteran dengan lama perjalanan 2-2,5 jam. Atau Anda bisa menumpang speed boat melalui jalur Tanjung Priuk-Pulau Panggang dua kali dalam seminggu. Sumber : http://www.jakarta.go.id/pemerintahan/kotamadya/kepseribu/

Peta Kepulauan Seribu

View Larger Map

Hasil Dari Sampah-Sampah kita Di Kepulauan Seribu

Koran Kompas hari Selasa tgl 29 Mei 2007 memberitakan tentang “Sampah Kian Tak Terkendali” di Kepulauan Seribu. Bupati Kepulauan Seribu Bapak Djoko Ramadhan mengatakan bahwa sampah tersebut sudah melewati Pulau Pramuka yang biasa ditempuh dalam waktu 1.5 jam atau 45 km dari Pantai Marina, Ancol. Hal ini sebenarnya sudah diberitakan oleh Bupati sebelumnya yaitu Bapak Abdul Kadir yang sangat mengkhawatirkan keadaan daerahnya. Padahal Kepulauan Seribu adalah rumah bagi Kawasan Taman Nasional Laut dengan luas 108.000 ha. Bagaimana kita mau menikmati dan berekreasi di sama kalau yang dilihat cuma sampah?

Menurut data dari beritabumi.or.id Rata-rata setiap orang di Jakarta menghasilkan 3 liter sampah setiap harinya dan 90% dari sampah tersebut dibuang ke 13 sungai yang ada di Jakarta. Time Asia bulan Oktober 2006 mengatakan sekitar 1200 meter kubik sampah Jakarta dibuang ke laut atau setara dengan 288 ton sampah Setiap Hari! Bagimana kalau setelah satu tahun? Sampah sudah akan mencapai 105,120 ton! Kalau hanya sebagian saja yang dijaring dan dibersihkan, berapa banyak yang sisa setiap tahunnya dan menggunung terus menerus.

Lebih dari 75% dari penduduk Kepulauan Seribu tergantung pada sektor perikanan dan kelautan sehingga mereka pun bergantung pada laut yang bersih untuk mendapatkan hasil yang baik juga.

Akibat Sampah

Pak Djoko Ramadhan mengatakan bahwa harus ada lintas sektoral untuk membersihkan kali misalnya dengan memasang jaring di setiap kecamatan dan kelurahan yang dilewati sungai dan bertanggung jawab untuk daerahnya. Hal ini sangat baik dan sangat perlu dilakukan dengan segera. Setiap Lurah dan Camat pun harus merasa peduli, dan bukan membiarkan sampah melewati daerahnya saja, dan juga melihat impact yang jauh lebih besar ke depannya.

Selain itu juga kita harus terus mensosialisasikan kampanye “Jangan Buang Sampah” ke seluruh masyarakat. Memang kalau sosialisasi saja tidak akan digubris. Pemerintah harus mulai menetapkan sangsi yang berat juga. Memang hal ini bukan hanya untuk masyarakat Jakarta saja. Penduduk Kepulauan Seribu pun harus bisa memberi contoh, tidak dengan membuang sampah, air besar dan lainnya ke laut. Kalau mereka sendiri tidak peduli bagaimana dengan orang lain?

Lebih dari itu, rumah kumuh dan illegal di bantaran sungai HARUS dibasmi. Bukan saja mereka mengotori sungai, tapi juga mengambil jalur hijau yang seharusnya dapat menghijaukan dan mengurangi polusi kita. Saya bukannya sadis dan hanya mau mengusir, tetapi kita juga harus bisa tegas karena kalau tidak kita yang rugi sendiri. Di negara lain pun seperti itu dimana pemerintah tegas dalam mempertahankan tanah milik negara dan mengusir siapa pun yang tinggal didalamnya.

Memang sampah merupakah problem yang banyak orang tidak memperdulikan, tetapi sekalinya menjadi problem dan memberi impact langsung kepada mereka, baru mau action. Ingat problem sampah di Bandung? sampai seluruh kota menjadi bau sampah. Kalau sudah begitu baru bingung…


Sumber :

http://akuinginhijau.org/2007/05/30/hasil-dari-sampah-sampah-kita-di-kepulauan-seribu/

30 Mei 2007

Wah, Banyak Ikan Mati di Kepulauan Seribu

Laut Kepulauan Seribu sepertinya tak pernah lepas dari pencemaran. Kali ini, tarball atau gumpalan minyak mentah mencemari sekeliling pantai Pulau Pramuka. Akibatnya, banyak ikan mati dan pohon bakau (mangrove) yang ditanam di bibir pantai pun terancam rusak.

Untuk itu, warga meminta agar tarball itu segera dibersihkan. Sebab, bila dibiarkan, bakal lebih banyak lagi kerugian yang diderita akibat tarball itu.

”Kami meminta agar tarball ini dibersihkan, apalagi melihat dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem laut dan tanaman bakau,” kata Salim (51), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kepulauan Seribu, di Pulau Pramuka, Senin (2/11).

Menurut dia, pencemaran tarball yang terjadi ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tahun ini. Untuk itu, dia berharap pemerintah kabupaten bertindak tegas dengan meminta pertanggungjawaban pelaku pencemaran. 

”Selama ini, kasus pencemaran tidak pernah tuntas sehingga wajar jika pelaku seenaknya melakukan hal yang sama,” ujar Salim.

Gumpalan minyak mentah berwarna hitam pekat itu terdapat di sekeliling pantai Pulau Pramuka. Akibatnya, ikan dan sejumlah biota laut ikut mati terdampar. Kini, gumpalan itu mulai mencair dan mengotori pasir pantai, diperkirakan ikan yang mati jumlahnya mencapai puluhan ton.

”Banyak sekali, mungkin puluhan ton, sejak pagi sudah puluhan karung saya kumpulkan,” ujar pria yang didaulat sebagai penerima Kalpataru karena kepedulian terhadap lingkungan ini.

Sumber :
http://sains.kompas.com/read/2009/11/02/17232939/Wah..Banyak.Ikan.Mati.di.Kepulauan.Seribu
2 November 2009

90 Persen Bayi di Kepulauan Seribu Menderita Anemia

Sekitar 30 persen siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di Kepulauan Seribu menderita anemia. Parahnya, 90 persen bayi yang lahir di Kepulauan Seribu juga menderita anemi.

Penyebabnya, asupan gizi yang rendah serta pola makan yang tidak sehat. Berdasarkan hasil survei penanggulangan anemi dan gizi buruk di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, 30 persen dari sekitar 1.200-1.300 siswa yang diambil sampel darahnya, menderita anemia.

Jumlah terbanyak adalah siswa sekolah dasar (SD) mencapai 37,3 persen, sedangkan siswa SMP dan SMA 30,2 persen dan 23,7 persen.

Survei dilakukan oleh International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) yang bekerjasa sama dengan Yayasan Kusuma Bangsa (YBK). Dr Adi Sasongko, peneliti dari YBK, menjelaskan, 70 persen warga di Kepulauan Seribu menderita anemia.

Mulai dari bayi lahir, balita, anak-anak dan remaja, ibu hamil dan menyusui, hingga orang dewasa. “Anemia menyerang siapa saja, tidak ada batasan umur dan jenis kelamin,” tambah dr Adi, saat memaparkan hasil survei, Selasa (13/10), di Pulau Pramuka.

Warga di Kepulauan Seribu yang paling rentan menderita anemia adalah bayi. Sekitar 88,9 persen bayi yang baru lahir menderita anemia, sebab mereka dilahirkan dari ibu-ibu yang juga anemia.

Lebih dari 75 persen, dari 49 persen ibu hamil yang diuji, mengalami kekurangan darah merah. Penyebab utama anemia di Kepulauan Seribu adalah pola hidup kurang sehat, pola makan yang kurang bergizi, serta ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit anemia.

Meski tidak terlihat langsung dampaknya, anemia mengakibatkan kualitas sumber daya manusia tidak bagus karena penderita selalu merasa letih dan lemah. Dampak lainnya adalah penyakit jantung.

Diakui sejumlah warga yang menghadiri seminar hasil survei, warga Kepulauan Seribu kurang mengonsumsi sayuran dan buah yang memicu anemia. “Kami selalu makan ikan, tapi kalau sayur memang jarang. Anak-anak juga tidak suka makan sayur,” ujar salah seorang ibu.

Menurut dr Adi, walaupun sudah diberikan suplemen zat besi untuk menambah kadar hemoglobin, penurunan penderita anemia tidak signifikan. Sebab, masyarakat tidak patuh mengonsumsi suplemen yang telah diberikan secara gratis. Selain itu, pola makan makanan sehat dan bergizi, masih belum berubah.

Diakui Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Fuad Nurdin, asupan gizi dari sarapan anak-anak sudah mencukupi. Namun, pola jajan yang tinggi, mengakibatkan anak-anak tidak doyan makan, sehingga asupan gizinya kekurangan. timbuktu harthana/kcm


Sumber :

http://www.surya.co.id/2009/10/13/90-persen-bayi-di-kepulauan-seribu-menderita-anemia.html

13 Oktober 2009

Pulau Pramuka, Wisata Pantai Kepulauan Seribu


Anda sudah punya tujuan berlibur akhir pekan ini? Jika belum, berlibur ke Pulau Pramuka mungkin bisa menjadi salah satu tujuan bagi Anda yang ingin mendapatkan suasana pantai yang asri.

Pulau Pramuka memang tak setenar Pulau Bidadari, namun keindahannya tak kalah menggiurkan. Pohon kelapa yang melambai-lambai membuat kita betah berlama-lama di pulau pusat pemerintahan kabupaten administrasi Kepulauan Seribu ini.

Jika berniat berlibur ke Pulau Pramuka, anda dapat menyewa speedboat atau kapal cepat di Pantai Marina Ancol. Waktu yang ditempuh jika menggunakan speedboat sekitar 90 menit.

Selain menggunakan speedboat, anda dapat naik kapal masyarakat dari Muara Angke. Namun waktu yang ditempuh akan lebih lama dibandingkan speedboat, jika naik kapal masyarakat waktu yang dibutuhkan sekitar 2-3 jam.

Setelah sampai di sana, anda tak perlu bingung mengenai penginapan. Di Pulau Pramuka, anda dapat menemukan penginapan yang tak membuat dompet anda menjadi bolong. Cukup membayar vila Rp 300-500 ribu semalam, anda dapat menikmati gemuruh ombak, suara air laut yang mendayu-dayu, air laut yang jenih serta matahari tenggelam seperti mata dewa yang benderang.

Di pulau ini juga terdapat sarana pelestarian penyu sisik yang saat ini jumlahnya sudah sedikit sehingga dilindungi. Masyarakat yang mendiami Pulau Pramuka, sebagian besar berasal dari Bugis, Tangerang, dan Jakarta.

Tata tempat tinggal dan sanitasi Pulau Pramuka cukup baik, sedangkan dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari SD hingga SMA. Sarana pra sarana cukup memadai mulai dari masjid, rumah sakit, sekolah, dermaga, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), villa dan penginapan bagi pengunjung wisata.

Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu, anda tinggal menyewa ojek perahu dan anda akan langsung diantar ke Pulau Panggang, Pulau Karya, Pulau Semak Daun dan lainnya.

Tips berwisata ke pantai:

  • Menggunakan sun block (pelindung dari sinar matahari).
  • Memakai kacamata hitam dan topi, selain mengurangi panas dapat menambah gaya.
  • Membawa obat-obatan pribadi.
  • Menyiapkan sandal untuk berjalan-jalan di pasir putih.
  • Membawa ponsel pintar (smartphone) berkamera untuk mengabadikan momen tak terlupakan dan mengunggahnya ke jejaring sosial, serta update status agar orang-orang terdekat Anda tahu.

(joko/sym)

Sumber : 

http://www.esqmagazine.com/hiburan/2010/03/03/1608/pulau-pramuka-wisata-pantai-kepulauan-seribu.html

3 Maret 2010