Jumat, 23 April 2010

90 Persen Bayi di Kepulauan Seribu Menderita Anemia

Sekitar 30 persen siswa SD, SMP, dan SMA/SMK di Kepulauan Seribu menderita anemia. Parahnya, 90 persen bayi yang lahir di Kepulauan Seribu juga menderita anemi.

Penyebabnya, asupan gizi yang rendah serta pola makan yang tidak sehat. Berdasarkan hasil survei penanggulangan anemi dan gizi buruk di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, 30 persen dari sekitar 1.200-1.300 siswa yang diambil sampel darahnya, menderita anemia.

Jumlah terbanyak adalah siswa sekolah dasar (SD) mencapai 37,3 persen, sedangkan siswa SMP dan SMA 30,2 persen dan 23,7 persen.

Survei dilakukan oleh International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) yang bekerjasa sama dengan Yayasan Kusuma Bangsa (YBK). Dr Adi Sasongko, peneliti dari YBK, menjelaskan, 70 persen warga di Kepulauan Seribu menderita anemia.

Mulai dari bayi lahir, balita, anak-anak dan remaja, ibu hamil dan menyusui, hingga orang dewasa. “Anemia menyerang siapa saja, tidak ada batasan umur dan jenis kelamin,” tambah dr Adi, saat memaparkan hasil survei, Selasa (13/10), di Pulau Pramuka.

Warga di Kepulauan Seribu yang paling rentan menderita anemia adalah bayi. Sekitar 88,9 persen bayi yang baru lahir menderita anemia, sebab mereka dilahirkan dari ibu-ibu yang juga anemia.

Lebih dari 75 persen, dari 49 persen ibu hamil yang diuji, mengalami kekurangan darah merah. Penyebab utama anemia di Kepulauan Seribu adalah pola hidup kurang sehat, pola makan yang kurang bergizi, serta ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit anemia.

Meski tidak terlihat langsung dampaknya, anemia mengakibatkan kualitas sumber daya manusia tidak bagus karena penderita selalu merasa letih dan lemah. Dampak lainnya adalah penyakit jantung.

Diakui sejumlah warga yang menghadiri seminar hasil survei, warga Kepulauan Seribu kurang mengonsumsi sayuran dan buah yang memicu anemia. “Kami selalu makan ikan, tapi kalau sayur memang jarang. Anak-anak juga tidak suka makan sayur,” ujar salah seorang ibu.

Menurut dr Adi, walaupun sudah diberikan suplemen zat besi untuk menambah kadar hemoglobin, penurunan penderita anemia tidak signifikan. Sebab, masyarakat tidak patuh mengonsumsi suplemen yang telah diberikan secara gratis. Selain itu, pola makan makanan sehat dan bergizi, masih belum berubah.

Diakui Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Fuad Nurdin, asupan gizi dari sarapan anak-anak sudah mencukupi. Namun, pola jajan yang tinggi, mengakibatkan anak-anak tidak doyan makan, sehingga asupan gizinya kekurangan. timbuktu harthana/kcm


Sumber :

http://www.surya.co.id/2009/10/13/90-persen-bayi-di-kepulauan-seribu-menderita-anemia.html

13 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar