Jumat, 23 April 2010

Koral di Kepulauan Seribu Memprihatinkan


Kondisi terumbu karang atau koral di wilayah perairan Kepulauan Seribu sungguh sangat memprihatinkan.

Padahal koral di sini pernah menjadi yang terbaik ketiga di dunia. Sampah dan ulah masyarakat nelayan menggunakan bom untuk menangkap ikan jadi penyebabnya.

Kepala Suku Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kepulauan Seribu Liliek Litasari menjelaskan, kondisi terumbu karang atau koral di wilayahnya rata-rata rusak. "Hanya beberapa wilayah saja yang masih bagus, ungkapnya, Jumat (23/4/200). 

Padahal, dulu tepatnya pada 1970-an koral di Kepulauan Seribu ini merupakan yang terbagus ketiga di dunia. Penyebabnya, adalah banyak nelayan yang menggunakan bom potasium atau peledak untuk menangkap ikan.

Hal itu menurunkan kondisi terumbu karang hingga ke titik sangat memprihatinkan. Liliek menjelaskan saat ini secara umum tutupan karang yang bertahan hanya 30 persen. 

Baru pada 2006 pihaknya melihat ada tindakan melakukan perbaikan. Mulai dari melakukan transplantasi karang, membuat rumah-rumah ikan, hingga membuat daerah perlindungan laut berbasis masyarakat. Termasuk kegiatan monitoring dan evaluasi. "Perlahan kondisi koral di sini mulai membaik," ujarnya.

Terdapat 39 titik yang dijadikan kegiatan monitoring dan evaluasi lokasi koral di Kepualauan Seribu. Menurutnya, kondisi terumbu karang saat ini yang perparah ada di Pulau Bidadari atau pulau lain yang berjarak lima mil dari pantai Jakarta.

Sedangkan kondisi yang masih baik ada di wilayah Kepulauan Seribu Utara. "Kisarannya hanya tinggal 4 persen yang masih dalam kondisi sangat baik," pungkasnya. 

Wakil Bupati Kepulauan Seribu Natsir Sabara membenarkan kondisi terumbu karang banyak dirusak oleh nelayan dulu. Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi terhadap para nelayan saat ini. "Sambil sosialisasi kami mengajak nelayan sekarang untuk menghentikan penangkan menggunakan bom," jelasnya.

Termasuk melakukan pemberdayaan nelayan menjadi peternak ikan tambak. Beternak ikan dapat mereka lakukan saat tangkapan ikan sepi, sambil melakukan perbaikan habitat ikan dengan tranplantasi karang dan membuat rumah-rumah ikan yang baru.

Dia berharap terumbu karang di Kepulauan Seribu segera membaik dan menjadi pendongkrak nilai wisata bahari di wilayah Jakarta.
(Isfari Hikmat/Koran SI/ram)


Sumber:
http://news.okezone.com/read/2010/04/23/338/325885/koral-di-kepulauan-seribu-memprihatinkan
24 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar